Ini hasil karya tulis ilmiah saya dan telah dilombakan LLAJ mendapat juara harapan 3 tingkat Kabupaten Demak :)
Mungkin bisa jadi referensi untuk membuat Karya tulis ilmiah Anda :)
KARYA ILMIAH REMAJA (KIR)
PENGARUH SISTEM SETORAN PADA BUS
TERHADAP KESELAMATAN PELAJAR SMAN 1 KARANGTENGAH
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Tingginya angka kecelakaan modal
transportasi darat bukanlah permasalahan yang tergolong baru di Indonesia. Dari
sejumlah data yang menyebutkan bahwa kasus korban tewas akibat kecelakaan lalu
lintas dijalan raya terus meningkat tiap tahunnya.
Hampir setiap hari kita bisa melihat berita kecelakaan di media atau telivisi,
bahkan yang menimbulkan korban jiwa pun sering terjadi.
Setiap orang dapat terkena resiko
kecelakaan karena kecelakaan dapat terjadi pada siapa saja tidak mengenal
pribadi seseorang baik dari keluarga miskin, kaya, dari golongan kulit putih
maupun hitam, kecil, muda, dewasa, dan tua, semua itu bisa terkena resiko
kecelakaan apabila tidak berhati-hati selama menggunakan jalan raya.
Faktor manusia sebagai pengemudi
merupakan penyebab utama timbulnya kecelakaan lalu lintas. Kecelakaan pada
umumnya disebabkan oleh tingginya angka pelanggaran lalu lintas.
Kecelakaan lalu lintas tersebut hampir semuanya (95%) adalah faktor manusia.
Pelajar merupakan kelompok terbesar korban kecelakan lalu lintas.
Khususnya dikalangan remaja antara umur 15 sampai 19 tahun yang masih duduk di
bangku SMP dan SMA.
Demi mengejar setoran, keselamatan para
penumpang seringkali diabaikan oleh awak angkutan umum khususnya bus di Kabupaten
Demak ini. Dengan
sistem semacam itu tidak heran jika sopir dan kondektur saling bahu-membahu membawa
bus ugal-ugalan saling berkompetisi dengan armada transportasi sejenis lainnya
untuk memaksimalkan laba tanpa memandang keselamatan dan kenyamanan penumpang.
Pelajar SMAN 1 Karangtengah mayoritas
untuk pergi dan pulang sekolah menaiki
bus yang berlalu-lalang melewati jalan pantura Semarang-Demak. Asalkan dapat
cepat sampai kesekolah, mereka rela
menaiki bus yang melaju kencang meskipun sudah penuh sesak penumpang. Agar
tidak terlambat, tak jarang mereka memilih untuk bergelantungan di luar pintu
bus. Padahal hal itu sangat membahayakan. Dengan kecepatan yang tinggi,
penumpang yang bergelantungan tersebut bisa saja jatuh maupun tersenggol
kendaraan lain yang sedang melaju. Akibatnya kecelakaan pun terjadi.
Dari latar belakang di atas maka penulis
sangat tertarik untuk mengungkap akibat dari sistem kejar setoran oleh para
sopir dan kondektur bus pada pada pelajar SMAN 1 Karangtengah. Sehingga melalui kerangka berpikir di atas menjadi judul
penelitian “Pengaruh Sistem Setoran Pada Bus Terhadap
Keselamatan Pelajar SMAN 1 Karangtengah”.
B.
Rumusan
Masalah
Dari latar belakang
dan kerangka berpikir masalah di atas, maka timbul beberapa pertanyaan sebagai
berikut:
1.
Mengapa bus menjadi transportasi yang banyak
diminati pelajar SMAN 1 Karangtengah ?
2.
Bagaimana pengaruh dari sistem setoran
pada bus terhadap keselamatan pelajar SMAN 1 Karangtengah ?
C.
Penegasan Istilah
Untuk memperjelas
pokok penelitian dan menghindari terjadinya salah paham, maka dijelaskan
istilah- istilah dalam judul di atas sebagai berikut:
1.
Sistem
2.
Setoran adalah suatu sistem yang mewajibkan sopir
dan kondektur untuk membayar sejumlah uang yang sudah ditetapkan sebelumnya
setiap hari atas pekerjaannya dalam menjalankan armada transportasi tersebut.
3.
Keselamatan adalah lepas dari bahaya.
4.
Pelajar adalah seseorang yang masih
belajar guna mencapai tujuan kepentingan di masa kini dan di masa yang akan
datang.
D.
Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui
alasan bus menjadi transportasi yang banyak diminati serta pengaruh dari sistem
setoran pada bus terhadap keselamatan pelajar SMAN 1 Karangtengah.
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
1.
Mengetahui bagaimana pengaruh dari
sistem setoran pada bus terhadap pelajar.
2.
Memaparkan bahaya yang dihadapi saat
menaiki angkutan umum bus jika melebihi batas kapasitas penumpang.
3.
Memberikan pengetahuan bagi pelajar
untuk menjaga keselamatan dalam berlalu lintas.
4.
Memberikan motifasi untuk berlaku tertib
serta membuat rasa nyaman dan aman dalam berlalu lintas.
E.
Kajian
Pustaka
Tingginya angka kecelakaan modal
transportasi darat bukanlah permasalahan yang tergolong baru di Indonesia. Dari
sejumlah data yang menyebutkan bahwa kasus korban tewas akibat kecelakaan lalu
lintas dijalan raya terus meningkat tiap tahunnya.
Kecelakaan pada umumnya disebabkan oleh tingginya angka pelanggaran lalu
lintas.
Dalam Undang-Undang Lalu lintas dan
angkutan jalan pasal 141 ayat 1 disebutkan bahwa :
Perusahaan
angkutan umum wajib memenuhi standar pelayanan minimal meliputi :
a. Keamanan
b.
Keselamatan
c.
Kenyamanan
d.
Keterjangkauan
e. Kesetaraan
Sudah menjadi kewajiban para pemilik bus,
sopir, maupun kondektur angkutan umum, wajib menyediakan alat transportasi umum
yang aman dan nyaman bagi penumpang.
F.
Metodologi Penelitian
1. Pendekatan
Penelitian
Penelitian ini
disusun berdasarkan jenis penelitian kualitatif, yaitu suatu pendekatan yang
menekankan pada analisis induktif, analisis deskriptif dan studi mengenai
persepsi atau pendapat orang.
Adapun
sumber dari data penelitian ini adalah :
1)
Sumber
Primer
Sumber primer dalam penelitian ini adalah lingkungan
SMAN 1 Karangtengah.
2). Sumber Sekunder
Sumber Sekunder dalam penelitian ini adalah buku-buku
yang relevan dengan tema penulisan
2.
Teknik
Pengumpulan Data
Guna mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penelitian
ini maka penulis mengadakan:
1). Field Reseach,
yaitu riset lapangan ke lingkungan SMAN
1 Karangtengah. Adapun metode
yang digunakan adalah:
a) Interview
Metode ini digunakan untuk memperoleh data melalui
wawancara dengan narasumber yang kompeten dan berkaitan dengan objek
penelitian, serta subjek penelitian yang dijadikan sampel.
b)
Observasi Lapangan
Yaitu dengan mengamati secara langsung subjek penelitian
yang dipilih secara acak.
2). Library
Reseach, yaitu kami mengambil data dari bahan tertulis perpustakaan yang memuat sumber data yang ada hubungan
langsung atau tidak langsung dengan pembahasan materi.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan buku yang
relevan dengan tema penulisan.
G.
Sistematika Penulisan
Untuk
menguraikan pembahasan masalah di atas, maka penulis berusaha menyusun
penelitian secara sistematis supaya pembahasan lebih mudah dipahami serta
varian- varian tersebut nantinya mampu menjawab permasalahan yang telah
disebutkan. Penulisan penelitian disusun dengan sistematika sebagai berikut:
BAB I : Berisi
pendahuluan yang memuat latar belakang masalah, perumusan masalah, penegasan istilah (judul), tujuan dan manfaat
penelitian, kajian pustaka, metode penelitian (berisi tentang jenis dan
pendekatan penelitian, sumber data, pengumpulan data dan analisis data) dan
terakhir adalah sistematika penulisan. Bab ini merupakan bab pendahuluan yang
mengantarkan kita memasuki pembahasan penelitian, di mana penulis
menguraikan kerangka metodologis penelitian.
BAB II : Pada
bab ini dijelaskan alasan mengapa bus menjadi pilihan modal transportasi yang banyak
diminati pelajar SMAN 1 Karangtengah.
BAB III : Berisi
gambaran pengaruh sistem setoran pada bus bagi pelajar.
BAB IV : Pada bab ini,
merupakan bab penutup yang memuat kesimpulan dari semua pembahasan dan
sekaligus jawaban dari permasalahan yang dikaji. Bab ini meliputi kesimpulan, kritik dan saran serta kata
penutup. Untuk selanjutnya daftar pustaka, biodata penulis dan lampiran-
lampiran.
BAB
I
BUS MENJADI TRANSPORTASI YANG
BANYAK DIMINATI PELAJAR SMAN 1
KARANGTENGAH
A.
Bus
Lebih Banyak Diminati
Bus adalah kendaraan
besar beroda, digunakan untuk membawa penumpang dalam jumlah banyak. Istilah
bus ini berasal dari bahasa Latin omnibus,
yang berarti "kendaraan yang berhenti di semua perhentian".
Bus merupakan salah
satu jenis angkutan di Indonesia. Angkutan adalah pemindahan orang atau barang
dari satu tempat ketempat lain dengan menggunakan kendaraan.
Bus menjadi pilihan modal transportasi yang banyak
diminati khususnya pelajar, selain dianggap lebih praktis juga harganya relatif
murah. Bu
s
sudah mempunyai berbagai macam tempat tujuan sehingga dapat dengan mudah
dicapai. Di
Indonesia
Bus dan angkot menjadi sarana tranportasi utama. Tak jauh berbeda juga di Kabupaten Demak.
Bus jurusan Semarang-
Demak ini jumlahnya sangat banyak. Berikut jumlah bus jurusan Semarang- Demak
yang di peroleh dari Direktorat Dinas Perhubungan Darat Kabupaten Demak :
Daftar
Jumlah Bus yang Memiliki Izin di Wilayah Indonesia (Domisili Kendaraan Kabupaten Demak)
PELAYANAN
|
JENIS
|
TOTAL
|
AKDP
|
Bus besar
|
17
|
Bus sedang
|
270
|
Kabupaten
Demak dilalui jalan negara (pantura) yang
menghubungkan Jakarta-Semarang-Surabaya-Banyuwangi. Di Kabupaten Demak sarana transportasi yang sering dipakai adalah Bus.
Dengan rute bus yang melewati jalur pantura yang menghubungkan Kota Semarang-Demak.
Ada pula bus yang sering lewat jurusan ke Kudus, Jepara, Surabaya. Bus yang
sering dinaiki oleh pelajar adalah bus jurusan Semarang-Demak dengan berpintu
satu. Bus ini berangkat dari Terminal Demak dan berakhir di Terminal Terboyo. Bus
ini juga melewati SMAN 1 Karangtengah.
B.
Hubungan Antara Sopir Bus dengan Pelajar SMAN 1
Karangtengah
SMAN 1 Karangtengah
terletak di Jl. Raya Buyaran Kecamatan Karangtengah Demak. Letak sekolah
berhadapan langsung dengan jalan pantura yang menghubungkan Kota Semarang-Demak.
Karena akses transportasi yang praktis dan mudah, pelajar
SMAN 1 Karangtengah mayoritas untuk pergi dan
pulang sekolah dengan menaiki bus yang banyak berlalu-lalang melewati jalan pantura
Semarang-Demak. Bus ini juga disertai musik sebagai hiburannya. Tarif
bus untuk pelajar untuk sekali jalan
jauh dekat di Kabupaten Demak Rp.1000,-. Selain lebih praktis dan mudah, dengan
harga yang terjangkau inilah yang menyebabkan banyak pelajar SMAN 1
Karangtengah banyak memilih bus sebagai sarana transportasi.
Asalkan dapat cepat sampai kesekolah,
mereka rela menaiki bus yang melaju
kencang meskipun sudah penuh penumpang. Seperti saat pagi hari mulai mendekati
pukul 07.00 WIB ketika gerbang SMAN 1 Karangtengah mau ditutup, karena takut
akan resiko jika terlambat masuk sekolah yakni tidak boleh memasuki sekolah, dan
artinya mereka alfa. Tak jarang demi mengejar waktu mereka memilih untuk
bergelantungan di luar pintu bus yang sesak penumpang. Terutama para pelajar
laki-laki, lebih parahnya lagi mereka ada yang tidak mau menaiki bus jika tidak
penuh sesak akan penumpang. Mereka lebih memilih menunggu bus di pinggir jalan
yang penuh penumpang lewat dibanding memilih bus yang kosong. Alasannya, karena
berada di dalam bus itu panas, dan bau. Sedangkan bergelantungan di pintu bus
lebih sejuk. Padahal hal itu sangat membahayakan. Dengan kecepatan yang tinggi,
penumpang yang bergelantungan tersebut bisa saja terjatuh maupun tersenggol
kendaraan lain yang sedang melaju. Akibatnya kecelakaanlah yang terjadi.
Dari data Polres Demak di tahun 2011
menyebutkan kecelakaan yang melibatkan pelajar dan mahasiswa pada bulan Januari
– Mei sangat tinggi.
Berikut grafik kecelakaan pelajar di Kabupaten Demak :
Dalam hal ini, sopir dan kondektur juga
berperan. Demi mengejar setoran, mereka sering mengangkut penumpang melebihi
batas daya tampung. Yang menjadi sasarannya adalah para pelajar. Ketika pagi
hari saat mereka berburu waktu untuk berangkat sekolah, banyak sekali bus menawarkan
jasanya di jalan pantura yang menghubungkan antara Semarang-Demak ini. Saling
berebut penumpang, berteriak- teriak sudah menjadi kebiasaan para sopir dan kondektur
bus ini.
Selama
ini pengemudi angkutan umum dalam hal ini bus sudah terbiasa memaksa-maksakan
penumpang berjubel dalam kendaraan umum. Manusia seakan-akan dianggap barang
yang mau dijejal-jejalkan. Dalam Undang-Undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
diatur dalam pasal 169 Ayat 1 yang berbunyi pengemudi dan atau perusahaan angkutan
umum barang wajib mematuhi ketentuan mengenai tata cara pemudian, daya angkut,
dimensi kendaraan, dan kelas jalan.
Bagi yang melanggar dapat diberi sanksi pidana kurungan paling lama2 (dua)
bulan atau denda paling banyak Rp 500.000,00 (lima ratus ribu rupiah)
Bus berkapasitas 17 tempat duduk
didalamnya ini, sering melaju dengan kecepatan melebihi batas jika mencari
penumpang. Jika tidak ada pesaing sesama rute, jalannya pelan sekali. Saat bus
hanya mengangkut satu atau dua orang
penumpang, para sopir dan kondektur ini sering menurunkan penumpang dan dioper
ke bus lain yang searah.
Bus-bus ini juga sering mengetem di sembarang tempat
seperti di jalan depan Pasar Sayung, di jalan Onggorawe, maupun di Pasar Pos
Wonokerto. Seharusnya tempat mengetem yang benar adalah di halte, di terminal
atau tempat-tempat yang memang sudah disediakan untuk pemberhentian bus. Para
kondektur bus berteriak-teriak mencari penumpang demi berebut penumpang. Tak
jarang juga para sopir dan kondektur saling memaki antara satu sama lain,
alasannya seperti semula adalah berebut penumpang demi mengejar setoran. Setelah
mendapatkan penumpang penuh bahkan sampai bergelantungan di pintu bus, sopir
langsung tancap gas tanpa mempedulikan keselamatan penumpang juga
pemakai jalan yang lain.
BAB III
PENGARUH SISTEM SETORAN PADA BUS
TERHADAP KESELAMATAN PELAJAR SMAN 1 KARANGTENGAH
A.
Sistem
Setoran pada Bus
Sistem setoran pada angkutan umum
transportasi massa seperti angkot (angkutan perkotaan), bus, taxi, ojek, becak,
omprengan, mobil
box dan lain sebagainya adalah suatu
sistem yang mewajibkan sopir dan kondektur untuk membayar sejumlah uang yang
sudah ditetapkan sebelumnya setiap hari atas pekerjaannya dalam menjalankan
armada transportasi tersebut.
Menurut
hasil wawancara penulis pada salah satu sopir bus ini mengaku rata-rata pendapatan
bersih perhari Rp 35.000,- sampai Rp 45.000. Jika sedang ramai penumpang,
seperti saat pagi hari sekitar pukul 06.00 WIB sampai 07.00 WIB, penghasilan
rata-rata bus bisa mencapai Rp 80.000,- sampai Rp 100.000,-Sedangkan setoran
yang harus dibayarkan kepada perusahaan pemilik bus maksimal Rp 120.000,-
perhari. Ada perusahaan bus yang menetapkan batasan setoran tiap harinya dan
ada pula yang tidak.
Sopir
dan kondektur dibekali bus dengan solar penuh saat berangkat dan harus membawa
bus kembali ke garasi dengan solar penuh ditambah menyerahkan uang setoran yg disepakati.
Perusahaan tidak peduli berapa banyak uang yg didapatkan selama perjalanan yang
penting pulang dengan setoran penuh dan solar penuh.
B.
Dampak dari Sistem Setoran Pada Bus
Sistem setoran apabila dikaji lebih dalam, ternyata menyimpan berbagai persoalan
yang sulit untuk diselesaikan untuk saat ini. Berikut ini yaitu masalah atau
dampak negatif dari adanya sistem setoran pada bus pada penumpang dan pada
khususnya pelajar SMAN 1 Karangtengah :
1.
Sopir mengejar setoran.
Sistem setoran yang mengharuskan sopir
dan kondektur menyetor ke perusahaan bus
dengan jumlah tertentu tentu akan memberikan beban kepada sopir. Ancamannya
tidak main-main, karena jika uang yang disetorkan kurang maka sopir dan kondektur
wajib menambahi uang setoran terlebih dahulu. Seolah-olah sopir dan kondektur menyewa bus pada perusahaan.
Dengan sistem semacam itu tidak
heran jika sopir dan kondektur saling bahu-membahu dalam membawa bus
ugal-ugalan saling berkompetisi dengan armada transportasi sejenis lainnya
untuk memaksimalkan laba tanpa memandang keselamatan dan kenyamanan penumpang.
Bayang-bayang rugi kalau tidak dapat setoran pun terus menghantui, sehingga
berbagai cara yang terkadang membuat penumpang tidak nyaman atau melanggar
peraturan lalu-lintas pun dihalalkan.
2.
Merugikan pelajar juga konsumen angkutan umum
Usaha transportasi masyarakat yang hanya
mencari untung belaka, serta diberikan izin untuk memonopoli trayek akan
merugikan konsumen sebagaimana berikut di bawah ini :
·
Kadang
perusahaan membuat sistem atau aturan yang mengatur semua armadanya yang ada
untuk memaksimalkan laba dan mengurangi biaya operasional. Efeknya adalah
jumlah armada yang beroperasi sedikit, waktu tempuh jadi lama, dan lain
sebagainya.
·
Penumpang
dipaksa berjubel di dalam angkutan melebihi batas daya tampung.
·
Penumpang
diajak ngebut dan melanggar aturan berlalu lintas yang dapat membahayakan jiwa
mereka.
·
Penumpang
diberikan pelayanan dan kenyamanan yang sangat buruk. Bau rokok sudah menjadi
kebiasaan.
·
Penumpang
dihadapkan pada pencopet, penodong, perampok, penjambret, pembius, penghipnotis,
dan lain-lain.
·
Penumpang
merasa kurang nyaman dan aman karena armada yang umumnya sudah tidak layak
jalan dipaksa untuk terus beroperasi demi meraup untung.
3.
Menguntungkan perusahaan.
Hanya dengan bermodal armada
tranportasi dalam hal ini bus dan surat izin trayek serta surat-surat lainnya
suatu perusahaan atau perorangan yang memiliki kendaraan transport umum sudah
boleh menjalankan operasional armadanya. Unit armada yang sudah tidak layak
jalan pun terkadang dipaksa terus beroperasi dengan berbagai cara. Karena masih
banyaknya pengangguran dibandingkan dengan lapangan yang tersedia, maka orang
yang bersedia menjadi sopir dan kenek pun tidak sedikit jumlahnya. Akibatnya
perusahaan menetapkan sistem setoran atau lebih tepatnya sewa harian kepada
para orang yang tertarik untuk menjalankan bus. Akhirnya perusahaan terkadang
tidak mau tahu kesulitan dan kondisi persaingan yang dihadapi sehingga sistem
tersebut sangat memberatkan.
4.
Membahayakan Pengguna Jalan Lain.
Bahaya selalu mengintai pengguna
jalan seperti mobil dan motor pribadi, pesepeda, pejalan kaki, penyapu jalan,
dan lain sebagainya. karena demi mengejar setoran semata sebuah angkot atau bus
rela ngebut di atas kecepatan rata-rata dengan kondisi kendaraaan yang ala
kadarnya. Demi uang beberapa ribu rupiah pun pelanggaran lalu lintas dilakukan.
Sudah sering terjadi kecelakaan akibat rem blong, menyalip arah berlawanan,
menabrak trotoar, stir copot, dan lain sebagainya yang dapat memakan korban
jiwa. Bus terkadang menghadiahi pengguna jalan lain dengan polusi udara yang
dalam jangka panjang dapat membunuh seseorang emisi gas buang yang berbahaya
apabila dihirup dalam jangka panjang.
Padahal dalam Undang-Undang Lalu
lintas dan angkutan jalan pasal 141 ayat 1 disebutkan bahwa : setiap orang yang
mengemudikan kendaraan bermotor dengan cara atau keadaan yang membahayakan bagi
nyawa atau barang dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun atau
denda paling banyak Rp 3.000.000,00 tiga juta rupiah.
Hal ini seharusnya bisa membuat para pelaku lalu lintas termasuk para sopir dan
kondektur agar mengutamakan keselamatan lalu lintas.
BAB
IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Di Kabupaten Demak
sarana transportasi yang sering dipakai adalah Bus. Dengan rute bus yang
melewati jalur pantura yang menghubungkan Kota Semarang-Demak. Bus yang sering
dinaiki oleh pelajar adalah bus jurusan Semarang-Demak dengan berpintu satu. Karena
akses transportasi yang praktis dan murah, hal inilah yang menyebabkan Bus menjadi transportasi yang banyak diminati khususnya pelajar SMAN
1 Karangtengah.
Sistem
setoran pada angkutan umum transportasi massa seperti bus adalah suatu sistem
yang mewajibkan sopir dan kondektur untuk membayar sejumlah uang yang sudah
ditetapkan sebelumnya setiap hari atas pekerjaannya dalam menjalankan armada
transportasi tersebut. Dengan sistem semacam itu tidak heran jika sopir dan kondektur
saling bahu-membahu dalam membawa bus ugal-ugalan saling berkompetisi dengan
armada transportasi sejenis lainnya untuk memaksimalkan laba tanpa memandang
keselamatan dan kenyamanan penumpang. Para penumpang diberikan pelayanan dan kenyamanan
yang sangat buruk. Penumpang dipaksa berjubel di dalam angkutan melebihi batas
daya tampung sering juga diajak ngebut dan melanggar aturan berlalu lintas yang
dapat membahayakan jiwa mereka.
B.
Saran
Bus menjadi
pilihan modal transportasi yang banyak diminati khususnya pelajar SMAN 1
Karangtengah. Sebaiknya agar mendapati bus yang tidak penuh, para pelajar diharapkan
berangkat lebih awal agar tidak terlambat masuk sekolah. Pelajar sebaiknya
memilih bus yang tidak penuh, untuk menghindari kecelakaan yang tidak
diinginkan.
Untuk perusahaan pemilik bus sebaiknya tidak
menetapkan batasan setoran perhari yang harus dibayar oleh para pengemudi bus, karena
sistem setoran dapat memberikan
beban kepada sopir. Jika demi mengejar setoran, mereka saling bahu-membahu dalam membawa
bus ugal-ugalan saling berkompetisi dengan armada transportasi sejenis lainnya
untuk memaksimalkan laba tanpa memandang keamanan dan keselamatan penumpang.
Untuk armada bus yang umumnya
sudah tidak layak jalan, sebaiknya demi keselamatan dan kenyamanan penumpang jangan
dipaksa untuk terus beroperasi lagi.
Para sopir dan
kondektur sebaiknya memperhatikan batas daya tampung penumpang, agar tidak
membahayakan keselamatan para penumpang maupun pengguna jalan lain. Perlu juga
menyelenggarakan lomba untuk para sopir dan kondektur dalam rangka membentuk sopir
dan kondektur yang tertib dalam mengemudi. Dibutuhkan pula sanksi yang tegas
untuk para pengemudi bus yang tidak tertib demi mengutamakan keselamatan dan
kenyamanan para penumpang.
DAFTAR PUSTAKA
1. H.Hadiman, Disiplin Mengemudi. 2008. Jakarta : Astanlanindo.
2. Suhardi. S.Pd, Bergiat Dalam
Penelitian Ilmiah Remaja. 2009. Rembang:Flamingo.
3. Republik Indonesia,
2009, Undang-Undang No.22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
Bandung : Nuansa Aulia.
4. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
5. H. Hadiman, Jadilah Pengemudi yang Baik. 1988.
Jakarta : Dislitbang Polri.
6.
Kepolisian. Desain Pembelajaran
Fungsi Tehnis Lalu Lintas Siswa Diktuba Gasum Polri Gel. I Tahun 2006. Purwokerto.
7. Media Informasi dan Komunikasi
Kepolisian Daerah Jawa Tengah. Caraka
Candi. Edisi No. 115 Februari 2011
Lampiran 1 :
Gambar
: Bus penuh penumpang pelajar yang
membahayakan.
Gambar
: Suasana di dalam bus yang penuh penumpang.
Gambar
: Kondektur bus berebut penumpang di Terminal Demak
Lampiran 2 :
Gambar : Kecelakaan bus di jalan Pantura Demak Km 12 Rabu, 16 Maret
2011
Gambar
: Wawancara pada sopir bus jurusan Semarang-Demak
|
|
BIODATA
PENULIS
Nama : SISCA DYAH OCTAVIANI
Tempat,
tanggal lahir : Semarang, 26 Juni 1994
Kelas : XI IPA 1
Nama
Ayah : Ahmad Thoha
Nama
Ibu : Sri Wahyuni
Alamat Rumah : Karangroto RT 02/II Genuk Semarang
Alamat
Sekolah : SMA N
1 Karangtengah
Jl.
Raya Buyaran – Demak, Karangtengah, Demak
Hobi : Olahraga, membaca buku
Cita-cita : Polisi Wanita
|
|
Bus. Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas_bus
Dampak Sistem Setoran Pada Angkot,
Bis, Taksi Dan Angkutan Umum Lainnya. 2011
http://sewamobilbox.us/berita/berita-kendaraan/250-dampak-sistem-setoran-pada-angkot-bis-taksi-dan-angkutan-umum-lainnya.html